Puisi: “Langkah Kaki Para Buruh”
Kami bukan sekadar derap langkah di pagi buta,
Kami adalah gemuruh bumi yang tak bisa dibungkam,
Dengan tangan yang retak oleh keringat dan luka,
Kami ukir matahari dari besi dan bara yang diam.
Di pabrik-pabrik yang senyap oleh sistem yang tuli,
Di pelabuhan yang lelah menatap ketimpangan abadi,
Kami menabuh genderang dari dada yang dililit upah mini,
Menuntut bukan belas kasihan—tapi harga diri!
Hari ini, Hari Buruh, bukan sekadar tanggal di kalender,
Ini nyala obor yang tak padam meski langit hancur,
Kami tak datang membawa senjata,
Tapi dengan suara yang mengguncang gunung keserakahan dunia!
Wahai mereka yang duduk di menara kaca kekuasaan,
Dengarkan: kami bukan roda, kami bukan angka!
Kami adalah jantung yang memompa nadi peradaban,
Kami adalah napas bangsa yang tertatih demi sepotong cahaya.
Gaji layak bukan mimpi, keadilan bukan utopia,
Setiap tetes peluh kami adalah bait puisi kerja,
Kami ingin hidup, bukan sekadar bertahan,
Kami ingin dihargai—bukan dilupakan!
Buruh bukan sekadar buruh,
Kami adalah puisi hidup yang disusun oleh keberanian,
Hari ini kami bersatu, kami berseru,
Karena langit pun tak sanggup menutup mata dari jerit kami yang satu.
Selamat Hari Buruh Internasional.
Kami masih berdiri. Kami belum selesai.
Dan kami tak akan pernah menyerah—
Sampai keadilan berdiri di sisi kami.
“MAY DAY”
Created By: Aisha Pasha Patria
PATRIA FAMILIA
(Batam, 01 May 2025)